Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)

Pembacaan Alkitab: Kis. 4:32—5:12

 

Dalam Kisah Para Rasul 4:32—5:11 kita melihat kelanjutan kehidupan gereja. Mengenai kelanjutan kehidupan gereja, ada aspek yang positif dalam 4:32-37 dan aspek yang negatif dalam 5:1-11. Kisah Para Rasul 4:32 mengatakan, “Kumpulan orang yang telah percaya itu sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.” Seperti dalam Kisah Para Rasul 2:44, memiliki segala sesuatu bersama-sama bukanlah satu tanda kasih, melainkan tanda keselamatan Kristus yang penuh kuasa, yang menyelamatkan orang-orang yang percaya dari keserakahan dan kepentingan diri sendiri. Praktik ini tidak berlangsung untuk jangka panjang sebagai suatu keharusan dalam kehidupan gereja selama ministri Paulus.

Ayat 33 mengatakan, “Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam anugerah yang melimpah-limpah.” Para rasul adalah saksi-saksi dari Kristus yang bangkit, bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam kehidupan dan tindakan mereka, terutama bersaksi tentang kebangkitan-Nya. Menurut 4:33, anugerah (kasih karunia) berlimpah-limpah bagi semua orang yang percaya. Anugerah adalah Kristus yang bangkit menjadi Roh pemberi- hayat (1 Kor. 15:45) untuk membawa Allah yang telah melalui proses di dalam kebangkitan ke dalam kita untuk menjadi hayat dan suplai hayat kita, supaya kita dapat hidup di dalam kebangkitan. Jadi, anugerah adalah Allah Tritunggal menjadi hayat dan segala sesuatu bagi kita.

Dalam Kisah Para Rasul 4:36-37 Lukas memberikan satu contoh yang positif dari seseorang yang menjual tanahnya dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul: “Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi kelahiran Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.” Barnabas, seorang Lewi dan seorang Siprus, menjual harta miliknya, membawa uang hasil penjualan itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul untuk dibagikan di antara orang-orang kudus menurut keperluannya.

Setelah aspek yang positif pada akhir pasal 4, Lukas menyajikan aspek yang negatif dalam Kisah Para Rasul 5:1-11. Keadaan yang negatif ini melibatkan satu pasangan, Ananias dan Safira: “Ada seorang laki-laki bernama Ananias. Ia bersama istrinya Safira menjual sebidang tanah miliknya. Dengan setahu istrinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lagi dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul” (ay. 1-2). Ananias dan Safira memiliki satu rencana yang jahat untuk menipu, mendustai, Roh yang berhuni. “Tetapi Petrus berkata: Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” (ay. 3). Sewaktu kita membaca ayat-ayat ini, kita nampak dua pribadi yang tinggal dalam pasangan ini. Pertama, Roh itu tentu berhuni di dalam mereka. Karena mereka telah diselamatkan, Roh Kudus telah berhuni di dalam mereka. Kedua, Iblis (Satan) berhuni di dalam mereka, karena ia telah memenuhi hati mereka untuk mendustai Roh Kudus. Kita perlu sadar bahwa sebagai kaum beriman, kita juga memiliki dua penghuni di dalam kita.

Bagaimanakah Iblis dapat memiliki kedudukan yang demikian di dalam mereka? Iblis memiliki kedudukan ini karena ambisi mereka. Saya telah mempelajari selama bertahun-tahun bahwa kaum beriman bisa berambisi untuk mendapatkan nama, kedudukan, gelar, dan jabatan. Ambisi ini bahkan bisa ditemukan di antara orang-orang yang ada di dalam kehidupan gereja. Karena ambisi mereka, mereka membentuk satu rencana. Mereka menjual sebidang tanah, menahan sebagian hasil penjualan untuk diri mereka sendiri dan kemudian membawa satu bagian dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Ananias dan Safira memiliki ambisi untuk menjadi tokoh di dalam gereja; mereka memiliki ambisi untuk mendapatkan satu nama. Karena ambisi mereka, mereka tertipu, dan penipuan itu membawa mereka ke dalam kematian. Ambisi untuk menjadi tokoh, ambisi untuk menjadi pemimpin, akan membawa orang-orang yang berambisi itu ke dalam kematian rohani. Kasus Ananias dan Safira mengajar kita supaya berhati-hati sekali terhadap ambisi dan ketidakjujuran dalam kehidupan gereja. Dosa Ananias dan Safira adalah mendustai Roh Kudus. Maksud mereka adalah menipu gereja dan mendapatkan nama bagi mereka sendiri dengan berdusta. Ini adalah satu dosa yang kotor yang melanggar Roh yang berhuni. Dosa mereka adalah bekerja sama dengan Iblis, penghuni jahat di dalam mereka.

Dalam ayat 11 Lukas menutup catatannya tentang keadaan yang negatif itu dengan berkata, “Seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu menjadi sangat ketakutan.” Kisah Para Rasul 5:12 mengatakan, “Banyak tanda dan mujizat dibuat oleh rasul-rasul di antara orang banyak.” Mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda itu adalah sarana yang dipakai Allah untuk membuktikan bahwa pemberitaan dan ministri para rasul itu berasal dari Allah. Pada zaman para rasul perlu ada tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang dilakukan melalui mereka. Tetapi, hari ini kita tidak seharusnya menekankan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru