Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)

Pembacaan Alkitab: Yoh. 13:12-38

Kita tidak saja perlu pembasuhan kaki yang dilakukan langsung oleh Tuhan sendiri, tetapi juga perlu saling membasuh kaki. Kita harus membasuh kaki seorang dengan yang lain melalui pelayanan pekerjaan Roh Kudus, terang firman, dan pergerakan hayat yang di dalam. Bila kita berkumpul untuk bersekutu dan berdoa, kita perlu melakukan pembasuhan kaki rohani satu sama lain. Inilah pembasuhan kaki rohani yang dilakukan kepada sesama kita untuk memelihara kita tetap bersih dari sentuhan dunia. Ketika Anda sedang berjalan dan bekerja di bumi, Anda tidak saja perlu pembasuhan kaki oleh Tuhan yang langsung dilakukan di dalam roh Anda, tetapi juga pembasuhan kaki dari saudara saudari.

Ketika Tuhan membasuh kaki murid-murid, Ia menanggalkan jubah-Nya. Kita telah nampak bahwa dalam arti kiasannya, jubah melambangkan kebajikan dan atribut Tuhan dalam ekspresi-Nya. Jadi, menanggalkan jubah-Nya berarti melepaskan apa adanya Dia dalam ekspresi-Nya. Kalau Tuhan mempertahankan ekspresi kebajikan dan atribut-Nya, Ia takkan dapat membasuh kaki murid-murid. Demikian juga, bila Anda hendak membasuh kaki orang lain, Anda perlu mengesampingkan pencapaian Anda, kebajikan, dan atribut Anda. Inilah kerendahan hati yang sejati, kerendahan hati yang murni. Kita perlu merendahkan diri kita sampai taraf demikian supaya kita bisa membasuh kaki orang lain.

Jangan mengira perilaku Anda cukup baik. Perilaku dan tindakan Anda mungkin sangat indah dan mulia, karena itu, Anda menjadi sombong. Anda bangga akan jubah Anda, bangga akan apa yang Anda telah lakukan. Kapan kala Anda sombong, Anda takkan dapat melakukan pembasuhan kaki rohani kepada siapa pun. Anda harus rendah hati dan menanggalkan jubah Anda. Menanggalkan jubah Anda berarti merendahkan diri Anda, mengosongkan diri Anda, menyingkirkan sesuatu dari diri Anda, mengupas sesuatu dari diri Anda. Banyak yang sangat rohani, tetapi juga sombong. Mereka bangga akan kerohanian mereka. Mereka memakai jubah rohani. Ketika mereka berkumpul, mereka memandang rendah orang lain, mengira bahwa orang lain belum pernah nampak visi surgawi atau mengenal sesuatu yang rohani. Apakah ini? Inilah kesombongan mereka.

Jangan mempertahankan standar Anda, posisi Anda. Jangan menganggap diri Anda berada di tingkat lebih tinggi daripada yang lain. Anggapan itu harus dikesampingkan. Pergunakanlah air hidup dan alirkanlah air itu agar kaki orang lain terbasuh. Di antara kita perlu banyak orang yang penuh dengan air hidup yang dapat membasuh orang lain. Kita masing-masing harus belajar bagaimana mengasihi saudara saudari dengan jalan melakukan pembasuhan kaki rohani kepada mereka. Persekutuan satu sama lain dapat dipertahankan hanya melalui adanya di dalam kasih melakukan pembasuhan kaki kepada orang lain.  Sejak saat ini, Anda boleh menerapkan ini dalam kehidupan keluarga Anda dan dalam hidup gereja Anda.

Sekalipun pembasuhan kaki adalah untuk persekutuan dalam hayat, tetapi tidak demikian dengan Yudas. Ia dibasuh, namun ia tak pernah di dalam persekutuan, sebab ia seorang yang palsu (ayat 18-31a). Sejak awal ia tidak dalam persekutuan dengan Tuhan, dan ia tak pernah berada di dalamnya, sekalipun ia dibasuh berkali-kali (ayat 10-11). Ini memperingatkan kita bahwa pembasuhan kaki yang riil hanyalah bagi orang yang murni dalam persekutuan dengan Tuhan.

Setelah pembasuhan kaki, Tuhan akan menerima kematian. Karena itu, Ia berkata, “Sekarang Anak Manusia dimuliakan” (ayat 31). Bagi-Nya, dimuliakan adalah membebaskan unsur ilahi-Nya dari dalam insani-Nya melalui kematian dan kebangkitan. Inilah artinya Dia dimuliakan. Di sini Tuhan juga berkata, “Allah dimuliakan di dalam Dia” (ayat 31). Ini berarti Allah Bapa dimuliakan di dalam kemuliaan Anak, yaitu unsur ilahi-Nya dibebaskan dalam Anak. Yang Tuhan bebaskan dalam kematian dan kebangkitan-Nya adalah unsur hayat ilahi Allah Bapa. Allah Bapa dimuliakan di dalam Anak secara demikian, dan Ia pun akan memuliakan Anak dalam diri-Nya dan Ia akan segera melakukannya (ayat 32).

Pada saat itu, Tuhan sudah siap untuk menderita kematian di salib, tetapi murid-murid-Nya belum diperlengkapi untuk mengikuti Dia dalam penderitaan-Nya. Karena itu, Tuhan berkata kepada Petrus bahwa ia tak dapat mengikuti Dia sekarang ini (ayat 36-37), karena Petrus belum menerima-Nya sebagai hayat kebangkitan. Tetapi Petrus akan mengikuti-Nya (ayat 36; 21:18-19) setelah Ia menyalurkan diri-Nya ke dalam Petrus sebagai hayat kebangkitan melalui kebangkitan-Nya.

Petrus benar-benar berada dalam persekutuan dengan Tuhan dan pembasuhan Tuhan juga sungguh-sungguh memeliharanya dalam persekutuan ini. Ia mau tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan ini, tetapi ketika Tuhan sedang dihakimi, Petrus menyangkal Tuhan tiga kali dan gagal. Petrus ingin tinggal di dalam persekutuan, tetapi ia tidak mempunyai kekuatan untuk melakukannya, karena sebelum kebangkitan Tuhan, hayat kebangkitan-Nya belum disalurkan ke dalamnya. Untuk tetap berada dalam persekutuan Tuhan yang dipertahankan oleh pembasuhan kaki, kita memerlukan kekuatan hayat kebangkitan. Kita takkan dapat melakukannya berdasarkan manusia alamiah kita.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru