Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)

Yohanes 12:1-11 menunjukkan bagaimana gereja itu ada, sedangkan Yohanes 12:12-36a menunjukkan bagaimana Tuhan dapat memperkembangkan gereja melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Pada butir ini, menurut pandangan dunia, Yesus berada dalam masa keemasan-Nya. Kebangkitan Lazarus dari kematian adalah suatu mukjizat yang begitu mengejutkan semua orang. Ini benar-benar suatu mukjizat karena seorang mati yang telah dikuburkan selama empat hari dan bahkan sudah berbau busuk, dapat dibangkitkan kembali.

Semua orang memuji Dia, menyambut-Nya, menghormati-Nya, dan menghargai-Nya. Bahkan orang-orang Yunani datang mencari Dia (ayat 20-22). Dapatkah Tuhan menghasilkan dan mengembangkan gereja dengan jalan menerima penyambutan dan penghormatan macam ini? Tidak, ini bukan jalan untuk menghasilkan dan mengembangkan gereja. Ini bukan cara untuk menghasilkan gereja dan mengembangkan gereja dalam hayat.

Pada saat itu, ketika Tuhan disambut dan dihormati oleh orang Yahudi maupun orang Yunani, apa yang Ia katakan? Dia mengatakan kepada pencari-pencari itu bahwa Dia adalah sebiji gandum. Kata-Nya, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (ayat 24). Inilah sikap Tuhan terhadap penyambutan manusia. Inilah reaksi-Nya terhadap pemuliaan dan penghormatan manusia.

Ini mutlak berlawanan dengan konsepsi manusia. Bila suatu penyambutan manusia mendatangi Anda, Anda wajib mengatakan, “Aku harus mati.” Bila penghormatan manusia mendatangi Anda, Anda wajib menjawab, “Aku harus dikubur.” Jangan mengatakan, “Haleluya, puji Tuhan!” Ini bukan saat yang terbaik bagi Anda untuk melakukan sesuatu meskipun dengan maksud memuliakan Allah. Jangan bergembira karena penyambutan manusia. Penyambutan manusia akan menghancurkan dan merusak kita. Janganlah resah oleh sukses sementara aktivitas lahiriah orang lain. Berikan sejangka waktu kepada Tuhan, Ia akan menyatakan jalan-Nya dalam hayat.

Dalam Yohanes 12, kematian Tuhan tidak diwahyukan sebagai kematian penebusan (seperti dalam 1:29), tetapi sebagai kematian yang menghasilkan, melahirkan kembali. Menurut pasal ini, oleh kematian-Nya kelongsong (tempurung) inkarnasi Tuhan telah pecah, sehingga Ia dapat menggenapkan tiga tujuan: menghasilkan banyak biji, menarik semua orang kepada-Nya (ayat 24, 32), membebaskan unsur ilahi, hayat kekal (ayat 23, 28), dan menghukum dunia, serta mencampakkan penguasanya (ayat 31).

Melalui kematian-Nya, Tuhan dimuliakan dan memuliakan Allah Bapa. Dalam ayat 23, Tuhan berkata, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan” dan dalam ayat 28 Ia berdoa, “Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Ia dimuliakan melalui kematian dan kebangkitan. Karena melalui kematian dan kebangkitan itulah unsur ilahi-Nya dibebaskan dan diekspresikan. Ketika unsur ilahi Anak dibebaskan dan diekspresikan melalui kematian dan kebangkitan-Nya, hayat ilahi Bapa dibebaskan dan diekspresikan. Karena itu, Bapa dimuliakan dalam kemuliaan Anak melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Dalam ayat 31 Tuhan mengumumkan, “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: Sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.” Dunia adalah suatu sistem jahat yang diatur secara sistematis oleh Iblis. Semua benda di bumi, khususnya yang berhubungan dengan manusia, dan semua benda di angkasa, telah disistematisasi oleh Iblis menjadi kerajaan gelapnya untuk menduduki manusia, menghalangi manusia merampungkan kehendak Allah, dan menyelewengkan manusia dari kenikmatan akan Allah. Ketika Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia ditinggikan dalam bentuk ular, Ia tidak saja menyingkirkan dosa kita dan menghapus sifat ular kita, bahkan menghancurkan Iblis dan sistem dunia Iblis yang tergantung padanya. Kini melalui kematian-Nya, kita ditebus, dipindahkan, dan memperoleh hayat ilahi untuk mengalahkan dunia.

Kalau kita ingin menghasilkan gereja, memuliakan Allah, dan menanggulangi Iblis, tidak ada jalan lain selain kematian di atas salib. Bagaimana kita mati? Dalam ayat 25, Tuhan memberi tahu kita untuk kehilangan nyawa kita. “Siapa saja yang mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa saja yang membenci nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.”

Ayat 36b-43 mengatakan tentang ketidakpercayaan agama dan penghakiman Allah atas ketidakpercayaan itu. Tak peduli berapa banyaknya Tuhan sebagai hayat melakukan keajaiban, mukjizat, dan tanda-tanda, para agamawan tidak mau mengikuti-Nya. Akibatnya, buta dan keras hati telah menimpa mereka (ayat 40; Yes. 6:10).  Ayat 41 mengatakan bahwa Yesaya telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. Meskipun kemuliaan ini pernah dilihat dan diapresiasi oleh Yesaya, tetapi tidak dimustikakan oleh kaum beriman Tuhan yang lemah (ayat 42-43). Mereka menyukai kehormatan manusia lebih daripada kehormatan Allah.

Dalam ayat 44-50, kita nampak deklarasi hayat terhadap agama yang tidak percaya. Pertama-tama, Dia mendeklarasikan bahwa Dia adalah manifestasi Allah yang hidup itu (ayat 44-45). Kedua, Ia mendeklarasikan bahwa Ia datang ke dunia sebagai terang, agar manusia jangan tinggal dalam kegelapan (ayat 46, 36). Ketiga, Ia mendeklarasikan bahwa Ia datang kepada manusia dengan firman yang hidup; siapa saja menerima perkataan-Nya, ia mempunyai hidup yang kekal, sekarang dan selamanya; siapa saja menolak firman-Nya, akan dihakimi oleh firman-Nya itu pada akhir zaman (ayat 47-50).

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru