Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)

Pembacaan Alkitab: Kis. 4:1-31

 

Dalam Kisah Para Rasul 3 Petrus menyajikan Kristus, Sang Penyembuh, sebagai Hamba Allah, Yang Kudus, Yang Benar, Perintis Kehidupan, Nabi, dan keturunan yang melaluinya semua bangsa di bumi akan diberkati. Dalam pasal 4 Petrus diberi kesempatan untuk menyajikan Sang Penyembuh ini lebih jauh lagi, menyajikan Dia sebagai batu bagi pembangunan Allah. Mengenai hal ini, 4:11-12 mengatakan, “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri namun Ia telah menjadi batu penjuru. Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Allah berinkarnasi untuk menjadi batu bagi pembangunan tempat kediaman universal-Nya, tetapi para pemimpin Yahudi, yang adalah tukang-tukang bangunan, telah membuang batu ini. Tetapi Allah menghormati Dia dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan membuat Dia menjadi batu khusus, batu penjuru, batu utama yang menggabungkan dinding-dinding dari suatu bangunan. Kristus adalah batu penjuru tempat kediaman Allah.

Menurut 4:12, batu ini adalah Dia yang di dalamnya kita dapat diselamatkan. Maka, Dia adalah Batu-Penyelamat. Sebagai Batu-Penyelamat, Dia itu kokoh padat, kuat, dan dapat diandalkan. Kita dapat mengandalkan Dia dan berdiri di atas-Nya. Batu ini adalah batu karang, batu fondasi, dan batu penjuru. Dalam Zakharia 4:7 kita nampak bahwa Dia bahkan adalah batu utama. Kristus adalah bahan bagi pembangunan Allah. Pembangunan Allah seluruhnya berasal dari Kristus.

Dalam nama Yesus Kristus, Dia yang almuhit itu, kita diselamatkan. Nama-Nya penuh kuasa karena Dia adalah Sang ajaib, Sang almuhit. Kita telah diselamatkan dalam nama Yesus Kristus, dan Dia adalah Sang almuhit. Sebagai Dia yang almuhit, Kristus adalah Allah, Manusia, Bapa, Putra, Roh itu, batu karang, fondasi, batu penjuru, batu utama, pintu, makanan, minuman, pakaian, hayat, kekuatan, kemampuan, fungsi, perilaku, kehidupan, perkataan, napas, pandangan, pendengaran kita.

Bagi kaum beriman, Kristus adalah batu fondasi yang di dalamnya kita percaya (Yes. 28:16). Tetapi bagi orang-orang Yahudi yang tidak percaya, Dia adalah batu sandungan (Yes. 8:14-15; Rm. 9:32-33), dan bagi bangsa-bangsa Dia akan menjadi batu sentuhan. Dalam Alkitab batu adalah satu butir utama. Dalam Kitab Kejadian Allah menciptakan seorang manusia dari debu tanah (Kej. 2:7). Jadi, manusia pertama adalah manusia debu tanah. Kemudian Allah sendiri datang untuk menjadi seorang manusia, dan manusia ini adalah manusia batu. Pada akhir Alkitab, dalam kitab Wahyu, kita memiliki sebuah kota batu, sebuah kota yang dibangun dari batu. Oleh karena itu, Alkitab dimulai dengan manusia debu tanah, dilanjutkan dengan manusia batu, dan rampung dalam sebuah kota batu. Inilah ekonomi Allah.

Pada permulaan Alkitab kita memiliki pohon hayat, sungai, dan batu. Dalam Perjanjian Lama, berulang-ulang kita membaca tentang batu. Misalnya, batu krisopras pada tutup bahu baju efod imam besar, dan dua belas batu yang ada pada tutup dada imam besar (Kel. 28:8-12, 21). Dalam Perjanjian Lama kita juga membaca tentang batu karang terbelah yang mengalirkan air hayat (Kel. 17:5-6). Yesaya 8:14-15 membicarakan batu sandungan. Tetapi Yesaya 28:16 membicarakan batu, yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal. Selain itu, Zakharia membicarakan Kristus sebagai batu utama: “Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!” (Za. 4:7).

Dalam Perjanjian Baru kita membaca lebih banyak tentang batu. Tuhan Yesus menyebut Petrus sebagai batu, dan menunjukkan diri-Nya sendiri sebagai batu karang (Yoh. 1:42; Mat. 16:18). Dalam 1 Korintus 3:11 Paulus mengatakan bahwa Kristus adalah fondasi yang unik yang telah diletakkan. Kemudian dalam 1 Petrus 2:4-5 kita nampak bahwa Tuhan Yesus adalah batu hidup. Wahyu 2:17 mengatakan bahwa para pemenang akan menerima batu putih. Selanjutnya dalam Wahyu 4, Allah yang duduk di atas takhta itu memiliki penampilan seperti yaspis dan sardis: “Dia yang duduk di takhta itu tampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis” (ay. 3). Akhirnya, kita memiliki Yerusalem Baru, satu kota yang cahayanya sama seperti “permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis” (Why. 21:11), temboknya dari yaspis, besar dan tinggi (ay. 12, 18), dan ada dua belas batu fondasi yang terdiri dari batu-batu permata.

Dalam Alkitab ada satu garis mengenai batu, dari Kejadian 2 sampai Wahyu 22. Dalam Kejadian 2, pada mulanya kita memiliki batu krisopras, dan kemudian dalam Wahyu 21 dan 22, kita memiliki kota yaspis sebagai perampungannya. Penampilan, dinding, dan fondasi pertama dari kota ini semuanya adalah yaspis. Oleh karena itu, betapa banyaknya kebenaran yang ditunjukkan dan dinyatakan oleh pernyataan Petrus terhadap Kristus sebagai batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan tetapi yang dijadikan Allah batu penjuru di dalam kebangkitan.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru