Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)

Pembacaan Alkitab: Kis. 4:1-31

 

Kisah Para Rasul 4:1-7 membicarakan mengenai penangkapan dan pemeriksaan oleh Mahkamah Agama. Dalam keempat kitab Injil, Mahkamah Agama yang terdiri atas pemimpin-pemimpin Yahudi menjadi penentang terkuat terhadap Tuhan Yesus dan ministri-Nya, bahkan menjatuhkan hukuman mati atas Tuhan (Mat. 26:59). Sekarang, dalam kitab ini, Mahkamah Agama yang sama dengan susunan pemimpin yang sama, memulai penganiayaan terhadap para rasul dan ministri mereka (5:21; 6:12; 22:30). Ini menunjukkan bahwa agama Yahudi telah jatuh ke dalam tangan musuh Allah, Satan, Iblis. Iblis menggunakan agama Yahudi untuk menghalangi, bahkan merusak pergerakan Allah dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya bagi perampungan kehendak kekal-Nya, yaitu membawa kerajaan-Nya ke bumi dengan mendirikan dan membangun gereja-gereja melalui pemberitaan Injil Kristus.

Dalam 4:8-12 terdapat kesaksian Petrus. Ayat 8-10 mengatakan, “Lalu Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, menjawab mereka: ‘Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu perbuatan baik kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa mana orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dalam keadaan sehat sekarang di depan kamu.’”Di sini Petrus menekankan fakta bahwa mereka telah menyalibkan Tuhan Yesus, tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.

Dalam ayat 11-12 Petrus melanjutkan berkata, “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri namun Ia telah menjadi batu penjuru. Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Perkataan Petrus menyingkapkan penolakan pemimpin-pemimpin Yahudi terhadap Yesus dan penghormatan Allah terhadap-Nya bagi pembangunan tempat kediaman Allah di tengah-tengah umat-Nya di bumi. Petrus mengutip perkataan ini, menunjukkan bahwa dia memberitakan Kristus bukan hanya sebagai Juruselamat bagi keselamatan orang dosa, tetapi juga sebagai batu bagi pembangunan Allah. Kristus yang sedemikian ini adalah satu-satunya keselamatan bagi orang dosa, dan di dalam nama-Nya yang unik di bawah kolong langit ini, yaitu nama yang diremehkan dan ditolak pemimpin-pemimpin Yahudi tetapi dihormati dan ditinggikan Allah (Flp. 2:9-10), orang dosa pasti diselamatkan (Kis. 4:12), bukan hanya terlepas dari dosa (Mat. 1:21), tetapi juga diselamatkan untuk berbagian dalam pembangunan Allah (1 Ptr. 2:5).

Dalam ayat 23-31 terdapat pujian dan doa gereja. mereka berdoa supaya berani membicarakan firman Tuhan. “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua dipenuhi oleh Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani” (ay. 31). Seperti Petrus dalam ayat 8, mereka dipenuhi dengan Roh Kudus secara luaran dan secara ekonomikal.

Ketika Petrus dan Yohanes ditanyai dengan kuasa manakah atau di dalam nama siapakah mereka menyembuhkan orang lumpuh itu, Petrus mengambil kesempatan ini untuk mengatakan lebih banyak mengenai Kristus sebagai Sang Penyembuh. Dalam pasal 3 Petrus menyajikan Sang Penyembuh ini dalam enam aspek: Hamba Allah, Yang Kudus, Yang Benar, Perintis Kehidupan, Nabi, dan keturunan yang di dalamnya semua keluarga di bumi akan diberkati. Semua aspek dari Sang Penyembuh ini adalah untuk kepentingan kita. Tetapi dalam pasal 4 Petrus menyajikan satu aspek dari Sang Penyembuh yang khusus bagi Allah; ia menyajikan Kristus sebagai batu bagi pembangunan Allah.

Dalam Kisah Para Rasul 4:11, batu itu adalah Juruselamat. Juruselamat kita bukan hanya Raja, Hamba, Manusia, dan Allah. Dia juga adalah batu bagi pembangunan Allah. Alkitab mewahyukan kepada kita bahwa Allah memiliki satu ekonomi. Ekonomi Allah adalah satu rencana, pengaturan, administrasi, untuk menggenapkan sesuatu. Apa yang ingin Allah genapkan di dalam ekonomi-Nya adalah membangun tempat kediaman kekal-Nya. Tempat kediaman kekal Allah adalah perbauran antara diri-Nya sendiri dengan manusia, dengan keinsanian. Baik langit maupun bumi bukanlah tempat kediaman Allah bagi kepuasan-Nya. Tidak ada hal lain lagi selain perbauran antara Allah dengan manusia, yang bersyarat untuk menjadi tempat kediaman Allah. Pemikiran tentang memiliki Allah sebagai tempat kediaman kita dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama. Misalnya, Ulangan 33:27 mengatakan, “Allah yang abadi adalah tempat kediamanmu” (Tl.). Dalam Mazmur 90:1 Musa berkata, “Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.” Perjanjian Baru mewahyukan dengan jelas bahwa ada satu bangunan universal, dan bangunan ini adalah tempat kediaman bersama antara Allah dengan umat pilihan-Nya. Sebenarnya, tempat kediaman yang ajaib ini adalah Allah sebagai tempat kediaman kita dan kita sebagai tempat kediaman Allah.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru