Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Pahlawan 2020 - Minggu 2
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Pahlawan 2020 - Minggu 1
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 8
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 7
Ringkasan FKKP Kristalisasi Ulangan (1) Pelatihan Musim Dingin 2019 - Minggu 2
Ringkasan FKKP Kristalisasi Ulangan (1) Pelatihan Musim Dingin 2019 - Minggu 1
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 6
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 5
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 4
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 3
Mengenal dan Mengalami Kristus Sebagai Teladan
Makna Intrinsik Pengalaman Akan Kristus
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 7

MENGAMBIL GANDAR TUHAN (KEHENDAK BAPA) ATAS KITA

DAN BELAJAR DARI DIA UNTUK MENEMUKAN PERHENTIAN

BAGI JIWA KITA

Matius 11:28-30 berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan.” Letih lesu di sini tidak hanya mengacu kepada letih lesu karena berusaha memelihara perintah-perintah hukum Taurat dan peraturan agama tetapi juga letih lesu karena berjuang untuk berhasil dalam pekerjaan apa pun; setiap orang yang letih lesu selalu berbeban berat. Setelah Tuhan memuji Bapa, mengakui jalan Bapa dan memberitakan ekonomi ilahi (ayat 25-27), Dia memanggil orang-orang seperti ini untuk datang kepada-Nya mendapat kelegaan. Kelegaan tidak hanya mengacu kepada dibebaskan dari letih lesu dan beban di bawah hukum Taurat atau agama atau di bawah pekerjaan atau tanggung jawab apa pun, tetapi juga damai sejahtera yang sempurna dan kepuasan yang penuh.

Mengambil gandar Tuhan adalah mengambil kehendak Bapa; ini bukanlah untuk diatur atau dikendalikan oleh peraturan hukum Taurat atau agama mana pun atau diperbudak oleh pekerjaan apa pun, tetapi diikat oleh kehendak Bapa. Tuhan menempuh kehidupan seperti itu, tidak memperhatikan yang lain selain kehendak Bapa (Yoh. 4:34; 5:30; 6:38); Dia menundukkan diri-Nya sepenuhnya kepada kehendak Bapa (Mat. 26:39-46); jadi, Dia meminta kita untuk belajar dari-Nya. Kita belajar dari Tuhan menurut teladan-Nya, bukan oleh hayat alamiah kita tetapi oleh Dia sebagai hayat kita dalam kebangkitan. Gandar Tuhan adalah kehendak Bapa, dan beban-Nya adalah pekerjaan untuk melaksanakan kehendak Bapa; gandar seperti itu mudah, menyenangkan, dan beban seperti itu ringan, tidak berat. Jika kita mengambil gandar Tuhan (kehendak Bapa) atas kita dan belajar dari-Nya, kita akan menemukan perhentian bagi jiwa kita; gandar ekonomi Allah itu seperti ini; segala sesuatu dalam ekonomi Allah bukanlah beban yang berat tetapi satu kenikmatan.

Dalam Keluaran 31:12-17, setelah catatan yang panjang mengenai pembangunan tempat kediaman Allah, ada pengulangan perintah untuk memelihara hari Sabat; menurut Kolose 2:16-17, Kristus adalah realitas perhentian Sabat; Dia adalah kelengkapan, perhentian, ketenangan, dan kepuasan penuh kita. Jika kita hanya tahu cara bekerja bagi Tuhan, tetapi tidak tahu cara beristirahat bersama-Nya, kita bertindak bertentangan dengan prinsip ilahi. Prinsip hari Sabat ialah orang yang bekerja bersama Tuhan harus belajar bagaimana memiliki perhentian bersama Dia. Adalah prinsip ilahi bahwa Allah tidak meminta kita untuk bekerja sebelum kita memperoleh kenikmatan. Allah pertama-tama menyuplai kita dengan kenikmatan. Kemudian setelah kita dengan Dia mempunyai kenikmatan yang penuh terhadap-Nya, kita boleh bekerja bersama Dia. Jika kita tidak tahu bagaimana mempunyai kenikmatan bersama Allah dan bagaimana menikmati Allah sendiri, kita tidak akan tahu bagaimana bekerja sama dengan Dia. Kita tidak akan tahu bagaimana menjadi satu dengan Allah dalam pekerjaan ilahi-Nya. Kita benar-benar menekankan perkara bekerja sama dengan Allah, tetapi tidak bekerja untuk Allah dengan kekuatan kita sendiri.

Dalam melakukan pekerjaan ilahi Allah untuk membangun gereja, yang dilambangkan oleh pekerjaan membangun tabernakel, kita harus memikul tanda untuk menunjukkan bahwa kita adalah umat Allah dan bahwa kita memerlukan Dia; maka kita akan bisa bekerja bukan hanya bagi Allah tetapi juga bersama Allah melalui menjadi esa dengan Allah; Dia akan menjadi kekuatan kita untuk bekerja dan tenaga kita untuk berjerih lelah. Dalam kehidupan gereja, kita mungkin melakukan banyak hal tanpa terlebih dahulu menikmati Tuhan dan tanpa melayani Tuhan melalui menjadi esa dengan Tuhan; pelayanan seperti itu menghasilkan kematian rohani dan kehilangan persekutuan di dalam Tubuh.

Gandar Tuhan (kehendak Bapa) itu menyenangkan, dan beban-Nya (pekerjaan untuk melaksanakan kehendak Bapa) itu ringan; kita harus selalu melayani dengan beban dari Tuhan. Roh yang terbuka kepada Allah adalah kondisi untuk menerima beban dari Allah; kita harus belajar menerima beban dan melepaskan beban melalui doa dalam persekutuan kita yang intim dengan Tuhan. Beban kita adalah melepaskan wahyu Allah kepada manusia, dan wahyu Allah dilepaskan melalui firman wahyu yang Allah berikan kepada kita.

Masalah terbesar dalam administrasi gereja dan dalam ministri firman adalah tidak memiliki beban dari Tuhan. Tanpa beban, semua aktivitas kita akan mati dan tidak efektif; dengan beban, kita akan hidup dan berkembang. Pekerjaan pembangunan tabernakel dan semua perlengkapannya (melambangkan pekerjaan Tuhan untuk membangun gereja) haruslah dimulai dengan kenikmatan akan Allah dan berlanjut dalam interval dengan penyegaran melalui menikmati Allah; ini akan menunjukkan bahwa kita tidak bekerja bagi Allah dengan kekuatan kita sendiri tetapi melalui kenikmatan akan Dia dan melalui menjadi esa dengan-Nya; ini adalah memelihara prinsip Sabat bersama Kristus sebagai perhentian batini dalam roh kita.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru