Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Pahlawan 2020 - Minggu 2
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Pahlawan 2020 - Minggu 1
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 8
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 7
Ringkasan FKKP Kristalisasi Ulangan (1) Pelatihan Musim Dingin 2019 - Minggu 2
Ringkasan FKKP Kristalisasi Ulangan (1) Pelatihan Musim Dingin 2019 - Minggu 1
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 6
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 5
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 4
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 3
Mengenal dan Mengalami Kristus Sebagai Teladan
Makna Intrinsik Pengalaman Akan Kristus
Mengenal dan Mengalami Kristus Sebagai Teladan

Pembacaan Alkitab: Fil.2:3-9; 1:19-21a

Dalam Filipi pasal 2, kita dapat melihat satu sarana agar kita dapat mengalami Kristus adalah membiarkan pikiran hidup, yang ada dalam Kristus Yesus, ada di dalam kita. Ini bukanlah sekadar Anda mengambil Kristus sebagai teladan untuk meniru Dia. Kita harus membuka diri kita untuk membiarkan pikiran seperti itu berada dalam kita. Sekali kita membiarkan pikiran hidup Kristus ada dalam kita, pikiran ini akan mentransformasi kita. Efesus 4:23 berkata bahwa kita perlu diperbarui dalam roh pikiran kita. Melalui ini kita akan menempuh kehidupan yang adalah hayat perbauran, hayat keilahian yang dibaurkan dengan keinsanian.

Kristus adalah Allah yang memiliki ekspresi Allah. Walau Ia setara dengan Allah, Ia menanggalkan kesetaraan itu dan mengosongkan diri-Nya dengan mengambil rupa manusia. Ini tidak berarti Kristus bukan Allah lagi, ini hanya berarti Ia meninggalkan ekspresi lahiriah Allah. Akibatnya, Ia memiliki penampilan manusia yang menggantikan ekspresi Allah. Kemudian, dalam keadaan sebagai manusia Ia merendahkan diri-Nya sampai mati di kayu salib.Inilah Kristus, teladan kehidupan orang Kristen, Juruselamat, manusia-Allah yang mengosongkan dan merendahkan diri-Nya sendiri, dan yang telah ditinggikan serta dimuliakan oleh Allah.

Ketika Tuhan turun ke bumi, Dia mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan, kuasa, kedudukan, dan gambar ke-Allahan-Nya. Hasil Dia mengosongkan diri adalah orang-orang yang tanpa wahyu tidak bisa mengenali Dia dan tidak akan mengakui Dia sebagai Allah, menganggap Dia hanyalah sebagai manusia biasa. Sebelumnya, Bapa dan Putra berbagian kemuliaan yang sama. Ketika Tuhan datang ke bumi, Dia menanggalkan otoritas di satu aspek dan mengambil ketundukan pada aspek lain. Tuhan merendahkan diri-Nya, menjadi taat. Ketaatan dalam ke-Allahan adalah hal yang paling ajaib dalam seluruh alam semesta. Ibrani 5:8 memberi tahu kita bahwa ketaatan Tuhan 

dipelajari melalui penderitaan. Ketundukan yang benar ditemukan ketika masih taat walaupun menderita. Kita semua harus belajar untuk taat dalam penderitaan. Hanya orang yang tunduk yang akan mengalami kepenuhan keselamatan.

Kita tidak mempertahankan apa yang menjadi milik kita; melainkan meninggalkan semuanya itu dan mengosongkan diri kita sendiri. Teladan ini mencakup pengalaman Kristus dari inkarnasi hingga penyaliban, dan standar ini mencakup pengalaman-Nya dari kebangkitan hingga peninggian-Nya. Dari hari ke hari kita perlu menikmati keselamatan yang mempunyai teladan dan standar yang sedemikian. Kita tidak mungkin mengikuti teladan ilahi atau mencapai standar Allah dalam diri kita sendiri. Puji Tuhan, Allah sedang bekerja di dalam kita! Allah yang berinkarnasi dalam Tuhan Yesus ini sekarang ada di dalam kita. Allah ini adalah Allah yang tidak terbatas, Allah yang kekal, dan yang menciptakan alam semesta dengan firman-Nya.

Melalui Roh Yesus Kristus kita bisa merendahkan diri seperti Yesus, dan oleh Roh Yesus Kristus kita bisa menganggap orang lain lebih utama dari pada diri kita. Ketika kita menganggap yang lain lebih utama dari pada diri kita, kita menikmati suplai Roh Yesus Kristus. Kristus sebagai teladan di dalam kita, memperhidupkan diri-Nya dari dalam kita sebagai Roh Yesus Kristus. Kristus bukan hanya teladan kita tetapi juga hayat kita. Kita memiliki satu hayat di dalam kita yang tidak pernah mempertahankan apa pun tetapi selalu mengosongkan dirinya, mengambil tempat yang lebih rendah, dan merendahkan dirinya. Kita perlu menikmati Kristus sebagai hayat yang seperti itu di dalam kita. Pada akhirnya, kita akan masuk ke dalam kuasa kebangkitan di mana kita mengalami peninggian Allah. Kita jangan mencari kemuliaan bagi diri sendiri, tetapi kita harus mencari Kristus dan Dia saja; maka kita akan mengalami hayat tersalib.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru