Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Pahlawan 2020 - Minggu 2
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Pahlawan 2020 - Minggu 1
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 8
Ringkasan FKKP Pelatihan International untuk Penatua dan Pewajib Musim Semi 2020 - Minggu 7
Ringkasan FKKP Kristalisasi Ulangan (1) Pelatihan Musim Dingin 2019 - Minggu 2
Ringkasan FKKP Kristalisasi Ulangan (1) Pelatihan Musim Dingin 2019 - Minggu 1
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 6
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 5
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 4
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 3
Mengenal dan Mengalami Kristus Sebagai Teladan
Makna Intrinsik Pengalaman Akan Kristus
Ringkasan FKKP Sidang Istimewa Hari Ucapan Syukur 2019 - Minggu 6

Mengenal dan Mengalami Kristus yang Almuhit dan Alwasi sebagai Hayat Kita dan sebagai Unsur Penyusun Manusia Baru

Kita perlu mengenal dan mengalami Kristus yang almuhit dan alwasi sebagai hayat kita. Untuk mengalami Kristus sebagai hayat kita, kita perlu nampak bahwa kita memiliki satu kedudukan, satu hayat, satu kehidupan, satu takdir, dan satu kemuliaan bersama Kristus (3:1-4). Posisi kita ialah di dalam Kristus. Karena kita di dalam Dia, maka kita ada di tempat Dia berada, di sebelah kanan Allah (3:1). Ini berarti posisi Putra ialah di dalam Bapa. Karena posisi kita hari ini berada dalam Putra, dalam Kristus, maka kita pun berada di dalam Bapa. Yang membuat hal ini menjadi riil ialah kita menjadi satu roh dengan Tuhan (1 Kor. 6:17).

Kita berada di dalam Kristus, di dalam Bapa, dan di surga secara praktis dan pengalaman ketika kita berada di dalam roh. Ada transmisi yang terjadi dari Kristus di surga kepada kita di bumi melalui sarana Roh yang almuhit dalam roh kita. Karena hari ini roh kita adalah tempat tinggal Allah, maka roh kita sekarang adalah pintu gerbang surga; di sini Kristus adalah tangga yang menghubungkan kita, manusia di bumi, dengan surga, dan membawa surga kepada kita. Karena itu,  begitu kita kembali ke dalam roh kita, kita memasuki pintu gerbang surga, menjamah takhta anugerah di surga melalui Kristus sebagai tangga surgawi.

Kolose 3:4 berbicara dengan “Kristus yang adalah hayat kita.” Hayat Allah adalah hayat Kristus, dan hayat Kristus telah menjadi hayat kita. Kristus menjadi hayat kita berarti Dia itu subjektif kepada kita sampai pada puncaknya. Tidak ada yang lebih subjektif bagi kita, atau lebih intim berhubungan dengan kita, dari pada hayat kita. Adalah mustahil untuk memisahkan seseorang dari hayat orang itu, sebab hayat seseorang adalah diri orang itu; jadi, mengatakan bahwa Kristus adalah hayat kita berarti bahwa Kristus telah menjadi kita dan bahwa kita memiliki satu hayat dan kehidupan bersama Dia. Pada Kristus sebagai hayat kaum beriman ada tiga karakteristik. Pertama, hayat ini adalah hayat yang tersalib. Kedua dari Kristus sebagai hayat kita adalah bahwa hayat ini adalah hayat kebangkitan. Terakhir, ini adalah hayat yang tersembunyi di dalam Allah (Kol. 3:3).

Mencari hal-hal yang di atas dan mengarahkan pikiran kita padanya adalah menggabungkan diri kita kepada Tuhan dalam ministri surgawi-Nya, perusahaan ilahi-Nya; ini adalah memperhidupkan Kristus, memiliki kehidupan yang esa dengan kehidupan Kristus. Ini berarti kita hidup melalui bersatu dengan Kristus kita yang surgawi dalam imamat-Nya, ministri-Nya, dan pemerintahan-Nya. Jika kita semua hidup dengan cara demikian, kehidupan gereja akan ditinggikan secara luar biasa.

Takdir kita adalah kemuliaan. Hari ini kita tersembunyi di dalam Allah, tetapi ketika Kristus dinyatakan, kita akan dinyatakan bersama Dia dalam kemuliaan (Kol. 3:4). Hayat kita adalah Kristus yang menghuni kita, dan hayat ini tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah; Kristus yang tersembunyi di dalam Allah dilambangkan oleh manna tersembunyi dalam botol emas. Bahwa Kristus adalah hayat kita adalah satu petunjuk kuat bahwa kita harus mengambil Dia sebagai hayat dan hidup oleh Dia, bahwa kita harus memperhidupkan Dia dalam kehidupan kita sehari-hari. Manusia baru adalah hasil spontan dari kita mengambil Kristus sebagai hayat kita dan memperhidupkan Dia.

Kita perlu mengenal dan mengalami Kristus yang almuhit dan alwasi sebagai unsur penyusun manusia baru. Dalam manusia baru Kristus adalah sentralitas dan universalitas; Dia adalah unsur penyusun manusia baru, dan Dia adalah semua dan di dalam segala sesuatu dalam manusia baru. Jika kita ingin memperhidupkan Kristus sebagai unsur penyusun manusia baru, kita perlu diperintah oleh damai sejahtera Kristus (Kol. 3:12-15) dan dihuni oleh perkataan Kristus (Kol. 3:16-17). Kita perlu membiarkan damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, jika kita membiarkan damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, damai sejahtera ini akan menyelesaikan semua perselisihan di antara kita; kita akan memiliki damai sejahtera dengan Allah secara vertikal dan dengan kaum saleh secara horizontal. Damai sejahtera ini harus mengikat semua orang beriman dan menjadi ikatan yang menyatukan.

Jika kita ingin memperhidupkan Kristus sebagai unsur penyusun manusia baru, kita perlu membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Ketika damai sejahtera Kristus memerintah di dalam kita dan menjaga kita dalam situasi yang penuh dengan keesaan dan keharmonisan, kita menjadi tempat pembicaraan Allah. Melalui membiarkan firman Allah menghuni kita, kita bisa menjadi umat manusia yang tepat, seorang manusia-Allah yang dipenuhi dengan Kristus sebagai realitas dari atribut-atribut Allah.

Jika kita mengizinkan damai sejahtera Kristus memerintah di dalam kita dan jika kita dipenuhi dengan perkataan Kristus, kita akan memiliki manusia baru secara praktis; seluruh kaum saleh dalam semua gereja di seluruh pemulihan Tuhan akan menjadi Kristus yang hidup dalam satu manusia baru.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru