Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Firman Hayat Itu
Allah Yang Mahamulia
Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
Teladan Tuhan
Menghasilkan Banyak Buah
Tuhan, Marilah dan Lihatlah
Peringatan Akan Hari Itu
Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
Sejarah di balik perayaan natal
Buanglah ragi yang lama itu!
Pemuliaan
Tuhan, Marilah dan Lihatlah

"Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya”

(Yohanes 11:25-26)

 

Yohanes 11 menyajikan suatu tujuan yang sangat khusus: menunjukkan kepada kita bahwa opini manusia juga merupakan penghalang paling besar terhadap hayat. Apakah yang dimaksud dengan penghalang kuasa kebangkitan Tuhan dalam pasal ini? Yang dimaksud-kan tidak lain adalah opini manusia. Pasal ini menggambarkan dengan jelas bagaimana opini manusia menghalangi hayat kebangkitan Tuhan. Begitu opini manusia tertaklukkan, hayat kebangkitan segera ternyata. Dalam Yohanes 11, Kristus sebagai hayat kebangkitan terwahyukan, tetapi bersamaan dengan itu opini manusia muncul.

Ketika Tuhan datang, Martalah yang menjumpai-Nya lebih dulu (Yoh. 11:20). Tetapi sebelum Tuhan sempat berbicara, Marta telah membuka mulutnya dan mengeluarkan opini yang lain: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (11:21). Ia menyesali Tuhan terlalu lambat datang. Tuhan berkata kepadanya, “Saudaramu akan bangkit” (11:23). Ini berarti Tuhan akan segera membangkitkannya. Tetapi Marta berkata, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman” (11:24). Marta menanggapi perkataan Tuhan dengan menunda kebangkitan sekarang menjadi kebangkitan pada akhir zaman. Penjelasan yang sangat menyimpang terhadap perkataan Tuhan! Kemudian Tuhan berkata kepadanya, “Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (11:25-26). Tuhan seolah-olah berkata kepadanya, “Itu bukanlah masalah waktu. Tidak ada masalah waktu bagi-Ku. Tidak ada yang terlalu lambat dan tidak ada yang terlalu cepat. Asal Aku ada di sini, semuanya akan beres, karena Aku akan membangkitkan saudaramu.” Bertanyalah Tuhan kepada Marta, “Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya, Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, yang akan datang ke dalam dunia” (11:27). Apa yang dijawabnya bukan yang ditanyakan Tuhan.

Kemudian Maria datang kepada Tuhan. Ia mengulangi apa yang dikatakan Marta kepada Tuhan, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (11:32). Ini juga opini, suatu penyesalan terhadap Tuhan. Tuhan tidak pernah membantahnya, tetapi juga tidak menerima opini mereka. Mereka tidak mengerti bahwa asal ada Tuhan, semuanya akan beres. Mereka tidak memahami hal ini; karena mereka sangat berdukacita, mereka menangis. Karena alasan inilah Tuhan mengeluh dalam roh dan sedih (11:33 Tl.). Ia tidak bersedih karena kematian Lazarus, tetapi karena kenyataan bahwa tidak ada seorang pun dari antara mereka yang berdukacita itu mengetahui bahwa Ia adalah kebangkitan yang sekarang. Ia sedih karena ini. Kemudian Tuhan bertanya kepada mereka di mana Lazarus dibaringkan. Kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, marilah dan lihatlah!” (11:34). Jawaban ini sungguh sangat baik. Ketika timbul masalah maut di dalam hidup kita, jangan terlalu banyak bicara; katakan dengan sederhana, “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Sama seperti Tuhan segera memanggil Lazarus keluar dari kematian, kita juga akan mengalami hayat kebangkitan-Nya dengan berdoa sedemikian.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru