Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020

Kidung 148

Memuji Tuhan – Kelayakan-Nya

Di tulis oleh: Henry D'Archy Champney

Lahir: Inggris, 1854

Meninggal: Inggris, 5 September 1942

 

Kidung 148 ditulis oleh Henry D’Arcy Champney yang merupakan anggota dari “Kaum Persaudaraan.” Ia adalah seorang penginjil yang memiliki kapasitas sangat besar dalam mengabarkan Injil dan sangat berjerih lelah bagi Injil. Bait pertama dalam kidung ini menyatakan bahwa seluruh hati penulis dan sukacita penulis hanya tertuju kepada tahkta Tuhan. Segala apa yang mampu dikisahkan dan disembahkan hanyalah bagi Tuhan semata. 

Dalam bait kedua penulis mengungkapkan kepada kita pekerjaan penebusan-Nya bagi kita. Meskipun dia adalah Allah yang sejati namun Ia juga adalah manusia sejati yang telah merendahkan diri-Nya turun ke atas bumi. Ia datang untuk meremukkan kepala si ular tua, Iblis dan membasmi racun ular dalam kita (Yoh. 3:14). Haleluya atas kedatangan-Nya dan penebusan-Nya!

Bait ketiga memberi tahu kita segala sesuatu yang harus Tuhan lewati ketika Ia di bumi. Kedatangan-Nya ke dunia bukan untuk disembah dan dilayani melainkan untuk melayani bahkan sampai rela menerima mati, ia pun juga “…telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib” (Flp. 2:8). Seharusnya kitalah yang dibuang dan dihina namun Ia datang menggantikan kita dan Ia tidak pernah sedikit pun menyerah dan undur. Semua Ia lakukan adalah agar kita dapat diselamatkan. Haleluya atas kasih-Nya yang sedemikian besar bagi kita!

Bait keempat adalah hasil dari apa yang telah Tuhan rampungkan di atas pekerjaan penebusan-Nya yaitu kini maut telah kalah dan Tuhan telah menang dengan mutlak (Gal. 3:13) seperti di dalam frasa, “Penghulu maut sudahlah tertaklukkan, Dikau menang, menang dengan mutlak.” Kini kita tidak lagi menjadi hamba dosa! Kini kita sepenuhnya adalah miliki Allah!

Koor dalam kidung ini adalah apresiasi penulis bahwa Tuhan benar-benar layak menerima pujian, berkat, sembah dan patut kita kisahkan. Seperti di dalam frasa, “T’rima berkat, ke sembah dan kisahkan, Tuhan patut dapat kemuliaan!” Hari ini, baiklah kita juga sedemikian, hanya Tuhan yang patut menjadi berita kita dan sasaran pujian kita kini dan selamanya!

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru