Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020

Kidung 147

Memuji Tuhan – Kelayakan-Nya

Ditulis oleh: James Allen

Lahir: Inggris, 24 Juni 1734

Meninggal: Inggris, 31 Oktober 1804

 

Kidung 147 adalah kidung yang di tulis oleh James Allen. Ia telah menghasilkan sebuah album rohani berisi 17 kidung pujian dan salah satunya adalah kidung 147. Kidung ini berisi pujian terhadap Tuhan sebagai Anak Domba (Yoh. 1:29) yang patut kita puji dan sembah. 

Dalam bait pertama, mengungkapkan bahkan alam semesta pun berseru “Puji Tuhan” atas kemuliaan, anugerah dan kasih Tuhan yang telah menumpas maut dan duka seperti yang tertulis dalam Roma 6:9-10, “...maut tidak berkuasa lagi atas Dia… Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa…”

Bait kedua menyatakan bahwa Ia yang paling tercinta telah datang kepada kita melalui darah Anak Domba yang telah tercurah bagi kita agar kita dapat “… diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya…” (Rm. 5:10). Terpujilah Anak Domba Allah! Ia telah mati untuk memperdamaikan kita dengan Allah dan menebus kita melalui darah-Nya! 

Bait ketiga menyatakan bahwa kita sebagai umat yang telah tertebus pun datang kepada-Nya. Kita sehati bersujud kepada-Nya! Kini kita pun dapat penuh dengan girang dan pujian memuji Domba Allah karena Dialah, “…Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yoh. 1:29). Melalui Dia kita dapat menghampiri Allah dengan leluasa dan tanpa sekatan lagi, Haleluya!

Bait keempat merupakan persembahan diri penulis, meskipun segala sesuatu berubah, pujian dan apresiasinya terhadap Tuhan pun takkan berubah. Baginya, Sang Anak Domba tetaplah Rajanya dan Tuhannya sampai selamanya! Sama seperti Paulus, ia sungguh damba agar Kristus, Sang Anak Domba yang telah bangkit dapat dimuliakan di dalam tubuhnya, baik oleh hidupnya maupun oleh matinya (Flp.1:20). Saudara-saudari, baiklah kita mempersembahkan diri kita kembali kepada Tuhan dan senantiasa memuji serta menjunjung tinggi Dia yang adalah Sang Domba di dalama hidup kita, bagaimana pun situasi kita, baik dalam senang atau susah, mari kita memuji Dia tiasa! Haleluya!

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru